Upaya Perbaikan Kaldera Toba untuk Dapatkan Kartu Hijau UNESCO

Upaya Perbaikan Kaldera Toba untuk Dapatkan Kartu Hijau UNESCO

Upaya Perbaikan Kaldera Toba untuk Dapatkan Kartu Hijau UNESCO

Upaya Perbaikan Kaldera Toba untuk Dapatkan Kartu Hijau UNESCO

Pengantar: Kaldera Toba dan Status Warisan Dunia

Kaldera Toba di Sumatera Utara bukan sekadar danau biasa. Ia adalah danau vulkanik terbesar di dunia yang terbentuk dari letusan supervolcano ribuan tahun lalu. Kini, kawasan ini tengah berjuang untuk mendapatkan “Green Card” atau Kartu Hijau dari UNESCO Global Geopark (UGG)—sebuah pengakuan atas pengelolaan kawasan berkelanjutan berbasis geologi, budaya, dan edukasi.

Apa Itu Kartu Hijau UNESCO Global Geopark?

UNESCO Global Geopark memberikan tiga warna penilaian dalam evaluasi berkala:

🟢 Green Card: Status layak lanjut sebagai geopark.

🟡 Yellow Card: Perlu perbaikan dalam waktu dua tahun.

🔴 Red Card: Dicabut dari status geopark dunia.

Saat ini, Kaldera Toba memegang kartu kuning, artinya ada kekurangan yang harus diperbaiki jika ingin tetap menjadi bagian dari jaringan geopark dunia.

Evaluasi Ulang: Ancaman atau Kesempatan?

Pada pertengahan 2025, Tim Evaluator UNESCO akan kembali mengunjungi Kaldera Toba untuk menilai perbaikan yang telah dilakukan sejak kartu kuning diterbitkan tahun 2023. Jika perbaikan dianggap berhasil, kartu hijau bisa diberikan—sekaligus memperkuat citra Kaldera Toba sebagai destinasi wisata geologi kelas dunia.

Faktor yang Menyebabkan Kaldera Toba Mendapat Kartu Kuning

1. Kurangnya Edukasi Publik Mengenai Geopark

Banyak warga lokal maupun wisatawan belum memahami pentingnya geopark sebagai warisan bumi.

2. Pola Pembangunan yang Tidak Ramah Lingkungan

Beberapa infrastruktur yang dibangun tidak memperhatikan dampak ekosistem dan geostrategi kawasan.

3. Minimnya Partisipasi Masyarakat

Belum semua masyarakat lokal dilibatkan dalam pengelolaan, terutama dalam aspek konservasi dan edukasi.

Langkah-Langkah Perbaikan yang Sudah dan Sedang Dilakukan

🔹 Peningkatan Edukasi dan Pelatihan

Pelatihan pemandu geopark bersertifikat.

baca juga:  Asista: Agen Perjalanan Tanpa Izin Merugikan Wisatawan di Labuan Bajo

Sosialisasi melalui sekolah, komunitas, dan media sosial.

🔹 Pembangunan Berkelanjutan

Revitalisasi jalur trekking dengan material ramah lingkungan.

Penataan ulang bangunan liar dan pengelolaan sampah di kawasan wisata.

🔹 Pelibatan Masyarakat Lokal

Pelatihan UMKM berbasis budaya lokal.

Keterlibatan masyarakat adat dalam pengelolaan situs geologi dan budaya.

🔹 Digitalisasi dan Informasi Terpadu

Papan informasi digital di titik-titik geosite.

Aplikasi wisata geopark untuk edukasi dan rute perjalanan.

Fokus Penguatan 8 Geosite Strategis

Kaldera Toba memiliki 16 geosite utama, dan 8 di antaranya menjadi prioritas dalam evaluasi ulang, termasuk:

Geosite Sipinsur (Humbang Hasundutan)

Geosite Bukit Holbung (Samosir)

Geosite Silalahi (Dairi)

Geosite Huta Ginjang (Tapanuli Utara)

Setiap geosite harus memiliki aksesibilitas yang baik, edukasi geologi, pengelolaan berkelanjutan, dan dukungan masyarakat.

Sinergi Pemerintah, Swasta, dan Komunitas

Kementerian Pariwisata, Pemda, LSM lingkungan, serta swasta seperti operator wisata dan hotel turut terlibat dalam mendukung target kartu hijau ini. Contohnya:

Festival Geopark tahunan

Sponsorship revitalisasi geosite

CSR untuk pelatihan warga sekitar

Manfaat Jika Kaldera Toba Mendapat Kartu Hijau

✅ Meningkatkan branding Kaldera Toba sebagai destinasi berkelas dunia
✅ Menarik lebih banyak wisatawan minat khusus (eduwisata, ekowisata)
✅ Membuka peluang kerja dan ekonomi lokal
✅ Dukungan internasional untuk konservasi jangka panjang

Tantangan dan Kendala di Lapangan

Walau sudah banyak progres, Kaldera Toba masih menghadapi kendala:

Keterbatasan dana dan SDM ahli geologi

Ketimpangan infrastruktur antar kabupaten

Potensi konflik kepentingan antara pelestarian dan eksploitasi wisata

Kesimpulan

Kaldera Toba berada di persimpangan: tetap jadi kebanggaan dunia atau kehilangan status prestisiusnya. Perjalanan menuju kartu hijau UNESCO bukan hanya soal formalitas, tapi juga tentang membangun masa depan yang menghormati bumi, budaya, dan manusia. Semua pihak harus bersatu—dari pemerintah hingga masyarakat adat—untuk memastikan Kaldera Toba tetap bersinar, tak hanya karena keindahan alamnya, tapi juga karena kesadaran ekologis dan warisan geologinya.

baca juga:  Menjelajahi Jembatan Jamsu: Tempat Spesial Konser Ulang Tahun SEVENTEEN

FAQ

  1. Apa arti kartu hijau dari UNESCO?
    Kartu hijau menandakan kawasan geopark dikelola dengan baik dan layak melanjutkan statusnya sebagai UNESCO Global Geopark.
  2. Mengapa Kaldera Toba mendapat kartu kuning?
    Karena dinilai masih memiliki kekurangan dalam hal edukasi publik, pelestarian lingkungan, dan partisipasi masyarakat.
  3. Apa yang sedang diperbaiki di Kaldera Toba?
    Peningkatan edukasi, pelibatan masyarakat, pembangunan berkelanjutan, dan penguatan fasilitas di geosite utama.
  4. Siapa yang bertanggung jawab atas perbaikan ini?
    Pemerintah pusat, pemda, komunitas lokal, pelaku wisata, dan lembaga pendidikan.
  5. Apa dampaknya jika Kaldera Toba gagal mendapat kartu hijau?
    Risiko kehilangan status UNESCO Global Geopark yang akan memengaruhi citra pariwisata dan peluang ekonomi daerah

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *