, BALI – Band lokal dari Bali,
The Hydrant
menyebarkan album terbarunya dengan judul Motel Kutadalajara.
Rilisan kelima dari The Hydrant tersedia dalam format vinil atau piringan hitam.
Setelah hampir satu dasawarsa tanpa merilis karya baru, keempat musisi ini—Marshello (vokal, harmonika, gitar akustik), Adi (bass enerjik, vokal latar), Vincent (gitar), dan Chris (drum stand-up)—akhirnya membuat heboh dengan rilisan album terbarunya.
The Hydrant masih mengangkat percampuran budaya sebagai sumber daya utama di dalam album Motel Kutadalajara.
Atmosfirnya mencakup area Kuta yang serba modern, di mana orang-orang biasanya berkumpul untuk berbincang-bincang, serta tuduhannya dari kalangan masyarakat internasional bahwa The Hydran adalah grup musik bergenre Mariachi berasal dari Guadalajara, Meksiko.
Kemudian dikombinasikan dengan salah satu lagu terbaik dari In the Motel, yang pada akhirnya menghasilkan judul album Motel Kutadalajara.
Album itu diproduksi oleh Dadang Pranoto yang dikenal sebagai produser handal (Dialog Dini Hari, Navicula), dan berkolaborasi dengan perusahaan press black vinyl lokal, PHR Pressing.
Motel Kutadalajara terdiri atas 10 trek di mana sebagian besar adalah materi baru, dikombinasikan dengan versi remake dari beberapa lagu dalam album sebelumnya, yaitu Lokananta Riot.
Beberapa dari mereka adalah lagu-lagu bertempo lambat yang kental dengan gaya cengkok Sun Records, seperti Princess, yang menceritakan tentang perasaan kesepian setelah sang putri meninggalkannya.
Riot Angels adalah lagu bergaya rockabilly lama yang mengisahkan tentang sekelompok pengendara motor yang berjalan-jalan di malam hari sambil menikmati diri mereka sendiri. Lagu ini memiliki irama yang energetik dan penuh semangat.
Sementara That’s Not Alright yang videonya telah meraih ratusan ribu penonton di YouTube, mengajak Dandy & Dolly (sebutan fan The Hydrant) merespons kesedihan dengan sebisanya tetap tegar bergembira.
The Hydrant memilih untuk mengeluarkan album Motel Kutadalajara dalam bentuk vinil karena dianggap sangat sesuai dengan jati diri band tersebut.
The Hydrant sebagai pelopor dari genre rockabilly di Indonesia telah lama dikenali karena ciri khasnya yang bernuansa lawas dan istimewa.
(ded/jpnn)