[QUIZ] Sydney atau Melbourne? Temukan Destinasi Alam yang Sempurna untuk Liburanmu!

[QUIZ] Sydney atau Melbourne? Temukan Destinasi Alam yang Sempurna untuk Liburanmu!

Solo merupakan salah satu kota strategis yang dapat dijangkau dengan mudah dari Yogyakarta, Semarang, serta kota-kota lain di sekitarnya. Diperkuat oleh infrastruktur transportasi publik yang lengkap dan nyaman, para pengunjung dari daerah lain bisa mencapai tiga stasiun utama, Terminal Bus, dan Bandara terdekat di pusat kota.

Kali ini penulis menjajal
walking tour
Di Surakarta dengan mengunjungi destinasi-destinasi terkenal di pusat kota. Tempat-tempat itu saling berdampingan sehingga Anda hanya memerlukan sekitar setengah harian saja untuk mengeksplor semuanya. Penasaran bagaimana jalur serta rutenya?
itinerary
-Ya? Ayo, simak hingga akhir!

1. Dimulai dari Alun-alun Kidul di Surakarta

Penulis memulai petualangan mulai dari
bus stop
Trans Batik Solo (BST) yang ada di hadapan Puskesmas Gajahan. Lokasi penjemputan ini berada kira-kira 200 meter jauhnya dari Alun-alun Kidul Surakarta. Gerbang utama alun-alun dikenali melalui Gapura Gading yang didirikan saat kekuasaan Pakubuwono X.

Alun-Alun Kidul di Surakarta merupakan salah satu
open space
Tempat favorit di Solo. Area ini selalu dipadati pengunjung, khususnya pada pagi hari serta ketika adanya pasar malam. Masyarakat menggunakannya sebagai area aktivitas mereka.
jogging
, senam, dan
short escape
, karena
jogging track
-lebarnya, area yang luas, ditambah dengan barisan kafe makanan dan bahkan terdapat kerbau albinonya.

2. Menjelajahi Tur Museum Kraton Surakarta

Rencana perjalanan berikutnya yang akan saya kunjungi adalah Museum Keraton Surakarta, yang berjarak sekitar 700 meter dari Alun-alun Kidul. Di bagian belakang alun-alun tersebut terletak Pintu Selatan Keraton Surakarta. Walaupun telah memasuki area istana, namun masih harus menempuh jalur lewat Jalan Sidikoro agar dapat mencapai gerbang masuk ke museum ini.

Ketika berkunjung ke Museum Keraton Surakarta, setiap tamu harus bergabung dalam tur berpemandu. Tur ini dapat dilakukan bahkan jika Anda datang sendirian tanpa membatasi jumlah peserta minimum. Saya ditemani oleh satu orang pemandu saat menjelajahi seluruh museum, dari ruangan utama sampai mengeksplor semua benda-benda koleksi di sana.

Penulis menjelajahi tur museum dengan panduan selama kira-kira 1 jam. Selebihnya, mereka dapat tinggal di dalam museum sampai tutup atau meneruskan ke agenda lain. Ada masih banyak atraksi dekat yang bisa ditinjau lebih lanjut.

3. Mengunjungi pusat perbelanjaan terkenal di Solo, yaitu Pasar Klewer

Penulis kemudian bergegas ke Pasar Klewer, yang merupakan tempat berbelanja terkenal di Solo. Letak pasarnya kurang lebih 450 meter dari Museum Keraton Surakarta, melewati Kori Kamandungan Ler serta Jalan Supit Urang. Di sini tersedia aneka batik, pakaian, cinderamata khas daerah, dan area makan lezat.

Walaupun disebut sebagai pasar, tetap terlihat lebih modern dan terorganisir dengan baik berkat kehadiran eskalator. Ada juga fasilitas kamar mandi untuk pengunjung.
charging station
, serta sumber informasi jika Anda memerlukan bantuan. Di luar gedung utamanya, para pedagang juga menjual barang dagangan mereka di area sekeliling pasar.

4. Berjalan-jalan melalui jalan-jalan yang Instagramable di Kampung Batik Kauman

Penulis melanjutkan petualangan sekitar 200 meter dari Pasar Klewer ke arah Jalan Wijaya Kusuma tempat berada Kampung Batik Kauman. Di lokasi ini, tersaji barisan butik yang menjual aneka hasil batik serta variasinya. Para pengunjung bisa melakukan pembelian barang-barang tersebut atau bahkan mencoba sendiri proses membatiknya.

Baris gang-gang sempit di desa batik itu pun menarik sejumlah besar pelancong, berkat menjadi lokasi yang bagus untuk mengambil gambar.
Instagramable
Beberapa hiasan disengajakan ditempatkan untuk memperkaya estetikanya. Di tambahan, ada kafe serta sebagian warung makan setempat yang ikut menyumbangkan suasana tersebut.
affordable
.

Tidak susah mencari pedagang makanan dengan nuansa rumahan di area seputaran Kampung Batik Kauman. Saya memutuskan untuk mengonsumsi gado-gado di satu warung makan yang turut menawarkan hidangan mirip masakan rumahan. Akan tetapi, jika Anda berencana minum kopi sambil merasakan kuliner modern, lebih baik singgah ke kedai kopi saja.

5. Masjid Besar Istana Surakarta dengan kubah berwarnaemas

Masjid Agung Keraton Surakarta memang secara fisik berdampingan dengan area Kampung Batik Kauman, dipisahkan hanyalah oleh Jalan K.H Hasyim Asyari. Saya juga mengambilnya sebagai salah satu referensi.
itinerary
saat
walking tour
Di Solo. Walaupun belum menandakan waktu shalat, masjid ini sudah cukup banyak dikunjungi orang.

Beberapa kursi terdistribusi di area halaman masjid tersebut. Menara menjulang di bagian kanan struktur masjid. Gaya khusus dari masjid yang rampung pada tahun 1768 adalah adanya kubah bertabur emas di atas atap lapis tiga yang melindungi bangunan itu.

6. Menyelami kegembiraan di Alun-alun Lor Surakarta

Berlokasi tepat di depan Masjid Agung Keraton Surakarta, terdapat Alun-alun Lor yang tidak kalah luasnya dengan Alun-alun Kidul Surakarta. Yang membedakan adalah bahwa tempat ini jauh lebih tenang dan teduh dibandingkan saudara kembar-nya tersebut. Di sekeliling area luar alun-alun tumbuhan hijau lebat berkembang subur, sehingga menciptakan suasana seperti sebuah oasis dalam sentra kehidupan ekonomi Kota Surakarta.

Lingkungan di seputaran lapangan ini merupakan rute penting bagi berbagai moda transportasi publik. Saat Anda menoleh ke arah Gapura Gladag, kontrasnya akan semakin jelas. Di dekat area gapura itu sendiri, lalu lintas cenderung lebih padat daripada yang ada di sekitar lapangan dan lingkungan sekelilingnya.

7. Gedung Juang 45 yang menyaksikan pertempuran untuk meraih kemerdekaan Indonesia

Setelah menghabiskan waktu sebentar untuk merasakan atmosfer Kota Solo dari Alun-alun Lor Surakarta, sang penulis kemudian melanjutkan petualangan ke arah Gedung Juang 45 Solo. Lokasi gedung ini ada di Jalan Mayor Sunaryo, tidak jauh dari Pusat Grosir Solo (PGS) serta Beteng Trade Center (BTC), kedua pusat belanja ini merupakan destinasi favorit bagi mereka yang ingin membeli pakaian atau kain di daerah setempat.

Gedung Juang 45 di Solo pada mulanya digunakan sebagai instalasi militer oleh pihak Belanda. Saat ini, bangunan itu telah bertransformasi menjadi sebuah museum serta destinasi berkumpulnya pemuda-pemudi setempat ketika menjelang petang. Agar dapat mengunjungi lokasi tersebut, seseorang perlu membeli setidaknya satu scoop gelato dengan harga minimal Rp20.000.

8. Benteng Vastenburg baru dibuka ketika terdapat event khusus.

Tanpa menghabiskan waktu di Gedung Juara ’45 Solo, sang penulis melanjutkan perjalanan ke arah Jalan Mayor Sunaryo. Di sepanjang jalannya ini juga ada Galabo Kuliner Malam Solo yang merupakan barisan para penjual makanan. Tidak perlu menunggu hingga malam tiba, bahkan pada siang hari saja telah ramai dengan pedagangnya.

Pada awalnya, penulis berencana untuk menggali informasi lebih dalam tentang Benteng Vastenburg. Tetapi, sesuai dengan keterangan para pedagang setempat, benteng tersebut baru akan dibuka pada waktu-waktu tertentu saja. Di sisi lain, tepat di area pemasukan benteng, ditemui adanya fasilitas seperti toilet, musala, tempat berkumpul bagi pengemudi becak, gerai makanan, serta stand souvenir.

9. Istirahat sebentar di Trikopi Kampung Baru

Sebelum mengakhiri
walking tour,
Penulis memilih untuk beristirahat sebentar di Trikopi Kampung Baru. Tempat minum kopi miniatur ini berada tak jauh dari area perkantoran Pemkot Solo. Di sini tidak disediakan kursi di bagian dalam, melainkan hanya tersedia di teras yang mengarah langsung ke jalanan raya.
rooftop
.

Namanya juga
coffee
shop
, mereka hanya menawarkan minuman dan
pastry
sebagai temannya. Walaupun kecil dan cukup
pricey
, tapi suasana di
rooftop
Sangat menyenangkan bagi mereka yang gemas ngumpul sendiri sembari melihat-lihat kehidupan kota. Di samping itu, lokasi ini adem pada siang hari berkat pepohonan lebat di area sekeliling kedai serta naungan bangunan pencakar langit di depannya.

Setiap lokasi di tengah kota Surakarta yang ditulis oleh sang pengarang itu dapat menginspirasi ide untuk proyek ini.
itinerary
dan rute walking
tour
Untuk Anda. Kedua tempat tersebut saling berdampingan dan bisa dikunjungi hanya dalam waktu setengah hari saja. Ayo, persiapkan energi Anda untuknya.
walking tour
!

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *