Festival Maumerelogia 5 Diagonal di Maumere: Pertunjukan Seni, Diskusi Kebudayaan, dan Eksplorasi Identitas Lokal

Festival Maumerelogia 5 Diagonal di Maumere: Pertunjukan Seni, Diskusi Kebudayaan, dan Eksplorasi Identitas Lokal


FLORES TERKINI

– Festival Maumerelogia 5 secara resmi dibuka di Kota Maumere, Kabupaten Sikka, Nusa Tenggara Timur (NTT) dari tanggal 15 sampai 24 Mei 2025. Acara ini mempersembahkan berbagai macam program kesenian termasuk konser musik, drama teater, pameran lukisan, dan dialog publik. Event tersebut difasilitasi oleh Komunitas KAHE dengan slogan utama ‘Kultur, Kota, Kita’.

Direktur Maumerelogia 5, Eka Putra Nggalu, menyatakan bahwa acara ini muncul berdasarkan pemikiran mendalam dan kekhawatirannya terkait hilangnya jati diri budaya Maumere di tengah arus modernisasi yang pesat.

“Bila kita kembali ke desa asal, yaitu Maumere, tak terdapat lagi rumah adat tradisionalnya. Mencari bangunan bersejarah khas Maumere sangatlah susah untuk ditemukan. Bahkan di sana pun upacara adat belis, sebuah jenis perayaan petani, sudah jarang bisa disaksikan,” ungkap Eka saat memberi penjelasan kepada awak media di Ruangan Kerja Bupati Sikka pada hari Kamis, tanggal 15 Mei 2025.

Dia juga menggarisbawahi perbedaan sosial diantara bagian Barat dan Timur Maumere serta ketidaktentuan ciri-ciri budaya kotanya. Dia menyatakan bahwa Maumere saat ini terletak pada suatu posisi yang membingungkan, bukan benar-benar mewakili sebuah kota modern, tetapi juga belum sepenuhnya menjelaskan jati diri desa.

“Ini dia Maumere, jika bukan berantakan maka bising. Perbedaannya antara bagian Barat dan Timur itu apa? Bahasanya tentang budaya kota, kami di Maumere hanyalah biasa-biasa saja; baik kota maupun desa sama-sama demikian,” tambahnya.

Eka juga menyuarakan masalah terbatasnya opsi kehidupan di Maumere, yang mana hal tersebut menurut dia hanya memberikan dua alternatif pokok bagi pemuda untuk berkembang karirnya.

“In Maumere, it seems like there are only two aspirations: becoming a government officer or a priest,” he revealed.

Menurut Eka, pertanyaan-pertanyaan tersebut menjadi fondasi dan materi introspeksi selama Festival Maumerelogia ke-5. Acara ini bukan sekadar tempat memperingati kesenian, melainkan platform publik bagi pemeriksaan kembali jati diri lokal serta orientasi budaya masyarakat.

“Mengenai bagaimana bisa menjaga keberlangsungan serta mengembangkan budaya Maumere supaya tetap diingat, hal tersebut menjadi topik pembicaraan yang menarik pada edisi kelima dari Maumerelogia,” katanya.

Festival Maumerelogia diadakan untuk pertama kalinya sebagai acara teater tahunan. Sesudah mengalami masa henti karena pandemi Covid-19, pada tahun 2025 akan terjadi pemulihan dari festival ini dengan jangkauan yang lebih besar serta bentuk penyajian lintas disiplin ilmu.

Maumerelogia 5 menampilkan ide festival seni sebagai studi tentang masyarakat. Tema ‘Kultur, Kota, Kami’ akan menjadi panduan kuratorial yang dikembangkan untuk dekade mendatang.

Festival ini dijadikan pula sebagai tindakan dekolonisasi, tidak hanya untuk hiburan tetapi juga menjadi media perlawanan terhadap dominasi budaya asing yang memblurkan identitas setempat.

Beberapa acara pada Maumerelogia 5 bakal dilaksanakan di beberapa tempat penting yang ada di Maumere. Acara pertunjukan dan dialog terbuka diselenggarakan di Rumah Dinas Bupati Sikka, Kawasan Malam Bebas Kendaraan Bermotor, serta Pasar Oleh-Oleh dan Makanan di Jl. El Tari. Sedangkan kuliah umum akan berjalan di Aula Kampus 2 IFTK Ledalero.

Pada saat yang sama, pameran seni visual semacam ‘BARU, BARU’ bakal digelar di Aula Karmel Wairklau, sementara itu pameran ‘Babad Lembana’ bersama dengan program kerjasama Biennale Jogjakarta akan disajikan di Aula Rumah Jabatan Bupati Sikka. ***

Leave a Reply

Your email address will not be published. Required fields are marked *